Sabtu, 19 Maret 2011

Film Alangkah Lucunya Negeriku Ini!


Baru saja aku melihat film tersebut. Secara tidak disengaja dan tanpa rencana. Melalui situs youtube, aku hendak mencari sebuah video musik atau film terbaru. Namun tak menyangka, aku mendapatkan kejutan. Sebuah film sederhana yang menggambarkan kehidupan negeriku tercinta ini. Indonesia – Alangkah Lucunya Negeriku Ini.

Film tersebut menceritakan tentang kehidupan masyarakat Indonesia. Tentang sarjana-sarjana yang susah mencari pekerjaan, tentang calon wakil rakyat yang ambisius, masyarakat yang memperdebatkan tentang pentingnya pendidikan bagi masyarakat Indonesia, serta tentang kehidupan anak-anak jalanan. Namun disuguhkan dalam satu cerita yang menarik dengan sedikit sentuhan humor.

Berawal dari Muluk, seorang sarjana management yang melihat segerombolan anak yang mencopet di pasar. Muluk mengikuti salah satu anak tersebut yang tidak lain adalah ketua pencopet. Ketika anak tersebut melihat hasil keringatnya dan teman-temannya, Muluk memergokinya dan menangkapnya. Ia marah, marah besar pada anak itu. Ia merasa tersinggung karena anak tersebut begitu saja mengambil uang seseorang yang didapatnya dengan susah payah, seperti yang dirasakannya sendiri. Namun pada akhirnya ia melepaskan anak itu karena tertegun dengan pernyataan si anak.

Suatu ketika sehabis mencari pekerjaan Muluk mampir di suatu warung makan. Disana dia bertemu dengan anak yang ditangkapnya basah sedang mencopet. Anak tersebut menyapanya dan menawarkan untuk mentraktirnya makan malam. Darisana Muluk mulai akrab dengan si anak dan ia pun mendapatkan suatu ide cemerlang untuk si anak dan teman-teman jalanannya yang lain.

Muluk meminta si anak untuk mempertemukannya dengan bosnya. Ia ingin menyampaikan idenya kepada bosnya dan yang lain. Tak diduga, bosnya menyetujui ide muluk untuk membuat suatu investasi dari hasil mencopet sebesar 10%. Muluk menjanjikan setelah uangnya terkumpul mereka dapat mulai mencari uang dengan halal dan terbebas dari kemiskinan. Anak-anak dan si bos menyetujui.

Tak sebatas itu. Muluk pun ingin membuat suatu perubahan besar pada diri mereka. Dia mengajak temannya yang sarjana pendidikan untuk mengajar anak-anak tersebut dan temannya seorang yang pintar agama untuk mengajarkan agama. Awalnya mereka membangkang, namun akhirnya mereka menurut.

Berbulan-bulan kemudian setelah dirasa cukup, Muluk mulai menawarkan solusi baru. Mereka diajarkan untuk mencari uang halal dengan berdagang asongan. Tentu saja mereka menolak. Selain capek, penghasilan dari berdagang asongan tidaklah seberapa. Disaat Muluk menyampaikan aspirasinya, Ayah Muluk dkk datang. Ayah Muluk dkk begitu syok melihat apa yang dilakukan Muluk dan teman-temannya. Mereka begitu kecewa.

Akhirnya Muluk dan teman-temannya memutuskan untuk tidak ikut campur lagi. Dan anak-anak itu bebas memilih. Si Bos yang juga memikirkan masa depan anak-anak jalanan tersebut marah karena mereka susah diajak untuk kembali ke jalan yang lurus. Namun ia tetap membebaskan anak buahnya untuk memilih. Dengan syarat, yang tetap menjadi pencopet tidak boleh mengganggu teman-temannya yang ngasong.
Cerita pun berakhir dengan mengharukan. Mereka yang tetap mencopet ketahuan dan dikejar massa. Sedangkan mereka yang berdagang asongan digrebek satpol PP. Saat terjadi penggerebekan, Muluk melihat anak-anak tersebut dan ia membelanya. Akhirnya ialah yang ditangkap dan dibawa ke markas.

Tidak ada yang salah dalam film tersebut. Semua benar, semua adalah fakta. Itu hanya sekelumit kisah dari segudang fakta yang menjadi polemik negeri kita tercinta ini. Fakta yang sangat...sangat menyedihkan. Miris dan memilukan! Terjadi di sekitar kita, lingkungan kita. Dan..sampai kapankah hal tersebut terjadi?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar